Aturan baru mengenai batas maksimal harga rumah sederhana dari 110 juta menjadi 118 mendapat sambutan positi dari para pengembang.
Dibya K Hidayat, Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi, mengatakan kenaikan batas maksimal dipastikan akan memacu pembangunan rumah sederhana. “ Kami optimistis penjualan rumah tetap bagus; apalagi pasar rumah sederhana sangat besar,” ungkapnya.
Dibya menjelaskan masalah yang dihadapi selama ini adalah kurang tersedia rumah sederhana karena para pengembang merasa keberatan membangun rumah sederhana karena mahalanya harga lahan.
”Kenaikan harga lahan kan bisa terjadi setiap saat dan di semua wilayah. Mau membangun mempertimbangkan harga dan kondisinya,” ujarnya.
Menurut dibya untuk membangun rumah sederhana, setidaknya butuh lahan seluas 60 meter persegi. Padahal untuk mendapatkan lahan dengan harga jual rumah sederhana Rp 110 juta tak mudah. Saat ini, khusus di Jateng, lanjut dia, yang masih potensial untuk pembangunan rumah sederhana salah satunya Kabupaten Boyolali karena ke depan, di daerah itu akan banyak berdiri industri besar.
Berdirinya industri pastinya akan meningkatkan kebutuhan akan rumah. Pihaknya berharap ada keterlibatan pemerintah dalam pengadaan lahan untuk pembangunan rumah sederhana. Dengan demikian, para pengembang bisa lebih cepat membangun tanpa harus menghadapi hambatan berat.