Pemerintah pusat anggarkan Rp 490 miliar untuk membangun rumah susun (rusun) santri. Melalui Program Penyediaan Rumah Murah, pemerintah berencana membangun rusun di ratusan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikerjakan mulai 2015-2019.
Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono usai meresmikan rusun santri di Pondok Pesantren Darul Ulum, Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang menjelaskan, dari total dana Rp 7 triliun yang dianggarkan pemerintah pusat untuk penyediaan rumah murah bagi warga, sekitar tujuh persen dialokasikan untuk membangun rusun santri.
Peresmian rusun tiga lantai tersebut, ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pengguntingan pita oleh Menteri Basuki Hadimulyono. Ikut menyaksikan anggota DPD RI Ahmad Muqowam, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanudin, staf ahli Bupati Semarang bidang pemerintahan Jati Trimulyanto, pimpinan Ponpes Darul Ulum, dan ratusan santri putri Ponpes Darul Ulum Reksosari.
Menteri PUPR menjelaskan, pembangunan rusun atau rumah murah bagi warga merupakan salah satu Program Kerja Kabinet Kerja Pimpinan Presiden Joko Widodo. Tak hanya bagi para buruh, anggota TNI dan Polri serta warga, penyediaan rusun juga diprioritaskan bagi para santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren.
“Tahun ini kami merencanakan pembangunan 23 rusun di beberapa pesantren di seluruh tanah air,” kata Basuki .
Basuki berharap adanya fasilitas rusun yang lebih bersih dan sehat membuat para santri lebih nyaman belajar. Dengan demikian, para santri bisa menimba ilmu dengan baik dan kelak menjadi santri yang memiliki pengetahuan bermutu tinggi.
Dirjen Syarif Burhanudin menambahkan, hingga saat ini ada dua rusun santri yang telah dibangun di Jawa Tengah. Ia menyebutkan, ada ribuan proposal pembangunan rusun santri yang masuk ke Kementerian PUPR. Tapi pihaknya melakukan seleksi dengan berbagai kriteria termasuk jumlah santri.
“Rusun santri di Ponpes Darul Ulum ini dibangun dengan dana APBN tahun 2015 senilai total Rp 8 miliar,” imbuhnya.