Sepanjang 1.920 Km jalan paralel perbatasan yang ada di Pulau Kalimantan tengah dibangun secara bertahap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan jalan perbatasan ini memiliki nilai yang strategis karena tak hanya berfungsi untuk pertahanan dan keamanan negara kita, juga untuk memberi jalan membuka daerah terisolir dan mampu menumbuhkan ekonomi di kawasan perbatasan itu sendiri, tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selain itu, Menteri Basuki juga mengungkapkan bahwa pembangunan jalan perbatasan ini ialah salah satu implementasi dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan juga Wapres Jusuf Kalla, yakni membangun Indonesia mulai dari pinggiran, dengan tujuan menjaga kedaulatan negara Indonesia.
Dari Temanjuk sampai Batas Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Barat, terbentang Jalan Paralel perbatasan sepanjang 827,97 Km. Adapun pembangunan jalan tersebut dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XX Pontianak, dibantu oleh Direktorat Zeni TNI Angkatan Darat dan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Adapun laporan terkini per September 2019 mengenai kondisi proyek ini ialah jalan teraspal sepanjang 317,05 Km (atau 38%), sepanjang 253,29 km lapisan agregat (atau 31%), serta perkerasan tanah sepanjang 257,63 km (atau 31%). Adapun jalan paralel perbatasan tersebut setidaknya memiliki lebar 7 meter (minimal) dan tersedia ruang milik jalan atau rumija setidaknya seluas 25 meter.
Dituturkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto, walaupun jalan sudah tembus namun pengaspalan didahulukan di area pemukiman dan juga area fasilitas umum. Sementara itu untuk lapisan agregat dilakukan di area dimana membutuhkan peningkatan lalu lintas harian atau LHR.
Adapun perkiraan anggaran yang dibutuhkan dalam proses pengaspalan sampai 2024 akhir ialah sebesar Rp 4,5 triliun dan anggaran tersebut telah termasuk anggaran untuk membangun jembatan. Optimis, tahun 2024 semua sudah diaspal sepenuhnya, tegas Sugiyartanto.
Setidaknya sebanyak 4 ruas jalan dari 12 ruas sudah teraspal keseluruhan, yaitu ruas Nanga Badau sampai Lanjak 44,92 km, ruas Lanjak sampai Mataso 25,72 km, ruas Mataso sampai Tanjung Kerja 54,85 km, serta ruas Tanjung Kerja sampai Putussibau 37 km.
Sumber image : batasnegeri .com