Jika ditanya siapa arsitek yang paling idealis di Indonesia? Jawabannya adalah Yu Sing. Arsitek lulusan ITB tahun 1999 ini mampu menghilangkan anggapan bahwa hanya orang kayalah yang mampu membayar jasa seorang arsitek yang mahal. Sehingga mereka mampu membuat rumah megah dengan desain arsitektur terbaik.
Beberapa kali Yu Sing menggratiskan ongkos desain arsitekturnya untuk bangunan rumah dibawah 300 juta. Tak hanya dijawa saja. Tapi juga di Kalimantan, Sumatra, Papua, dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.
Karya Sosok Arsitek Idealis dan Sederhana
Yu Sing bersama temannya mendirikan studio Akanoma. Singkatan dari akar anomali. Bersama studio Akanoma inilah Yu Sing beberapa kali memenangkan sayembara desain arsitektur untuk beragam gedung penting di Indonesia, antara lain:
Gedung Wikasatrian
Gedung Wikasatrian adalah sebuah gedung yang digunakan untuk pusat Pelatihan kepemimpinan yang berada di kawasan Bogor. Tepatnya terletak Pasir Angin, Gadog, Bogor. Dikelilingi oleh Gunung Pangrango, Gunung Salak dan Gunung Gede.
Bangunan yang hampir menyerupai bentuk semar yang megah itu dimenangkan Yu Sing dari sayembara tertutup yang diadakan oleh Wika. Dari keberhasilannya membangun gedung semegah inilah Yu Sing dijuluki sebagai arsitek kampium yang bisa digunakan semua kalangan.
Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar
Menara Phinisi adalah sebuah gedung yang dinobatkan sebagai gedung tertinggi sekaligus terunik di Indonesia. Karena dibangun dengan teknik fasade Hiperbolic Paraboloid. Gedung yang menjadi miliki Universitas Negeri Makassar ini menjadi salah satu karya dari Yu Shin.
Gedung ini tinggi menjulang 17 lantai. Bangunan yang sangat ikonik. Disebut ikonik karena Yu Sing mampu menggabungkan desain dengan kearifan lokal warga Makassar dengan desain modern yang memaksimalkan fungsinya. Keberhasilannya dalam membangun menara Phinisi inilah yang membuat nama Yu Sing sebagai arsitek idealis semakin nyaring terdengar.
Rumah Ozone Residence
Tidak hanya mendesain gedung megah dan mewah saja. Yu Sing juga mendesain beberapa rumah murah dan sederhana. Salah satunya berada di Perumahan Ozone Residence yang terletak di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
Rumah ini memang bukan rumah subsidi. Namun dibangun dengan dana yang sangat terbatas. Yu Sing tak pernah kehabisan akal untuk bisa memaksimalkan semua fungsi. Agar meski dana terbatas, semua kebutuhan akan rumah yang sehat bisa tercukupi.
Yu Sing tetap memberi jarak dengan tetanggaan kanan kiri. Ini dimaksudkan agar pencahayaan alami bisa masuk ke dalam rumah. Selain itu, Yu Sing juga menggunakan material kayu untuk membuat fasad rumah agar terlihat lebih alami. Penggunaan botol bekas juga dimanfaatkan agar rumah lebih hemat energi sekaligus memanfaatkan barang daur ulang yang masih layak pakai.
Rumah di Kranggan
Tak jauh beda dengan rumah di Ozone Residence Bintaro, Yu Sing membangun sebuah rumah juga dengan bahan daur ulang. Memang tidak semuanya menggunakan bahan daur ulang. Namun ada sebagian bahan daur ulang seperti bata eskpose dan atap fiber non semen. Atap ini bisa dirambati oleh tanaman hias hingga membuat kesan rumah yang nyaman dan alami.
Yu Sing sengaja menggunakan material alami. Selain berkarakter, material alami seperti batu alam juga akan mempermudah perawatan. Tidak perlu dicat ulang agar tampilannya terlihat lebih fresh. Batu alam seperti ini juga memiliki desain yang lebih awet. Tidak terkesan ketinggalan zaman.
Tak hanya 4 karya di atas saja. Masih banyak karya Yu Sing lainnya yang layak diacungi jempol. Di antara 4 karya di atas, kira-kira anda suka yang mana?